Rabu, 07 Oktober 2020

Joget dan Bikin Gaduh di Gunung, Wajarkah?

Baru pulang berkemah di salah satu bukit dan melihat akun-akun pendaki ramai karena beredar video sekelompok pendaki berjoget dengan musik dugem, aku tidak segusar saat melihat video-video sejenis (video ‘dugem’ di salah satu bukit di Lombok dan video malam 17-an di Gunung Penanggungan) yang sudah beredar sebelumnya. Seperti sebelumnya pula, kelakuan pendaki macam ini memecah dua kubu: mereka yang mewajarkan dan mereka yang langsung menebar makian (kubu nonblok biasanya, "Ya sudahlah, bodo amat,"). Aku berusaha memahami, dan dari perenunganku itu aku mendapatkan kesimpulan, barangkali pro dan kontra tentang “Jangan bertingkah ‘berlebihan’ di gunung” ini karena perbedaan memaknai gunung. Baiklah, mari kita berbicara sedikit serius, bukan hanya soal emosi pribadi, tetapi mencoba melihatnya dari segala sisi. 

Senin, 01 Januari 2018

Tahun Baru: What's Next?

Ini tahun yang baru, atau sebenarnya tahun yang sudah tua. Atau keduanya, tahun yang baru yang juga sudah tua. Tergantung bagaimana kita memaknainya.

Kamis, 14 Desember 2017

Jangan Jadi Orang Normal

Jadi gini, siang tadi aku dibilangin sama salah satu temenku. Sebelum itu, aku cerita dulu deh. Kami ini udah lama ga ketemu. Entah berapa bulan. Nggak ngitung. Toh kapan terakhir kami ketemu aku juga ga inget. Sama kayak aku ga inget kapan terakhir ketemu sama presiden. Oh, aku ga pernah ketemu presiden ding! Wekawekaweka. Dan garing. Fine. Lanjut.

Sabtu, 09 Desember 2017

Kenapa Orang Berkarya?

Sewaktu aku menikmati segelas cappucino dingin seorang diri senja tadi, tiba-tiba aku kepikiran: Kenapa orang berkarya? Apa motivasi orang menciptakan sebuah karya?

Jumat, 24 November 2017

Tentang Orang yang Keras Kepala

Aku menulis ini saat sepertiga malam. Suasana sunyi sekali. Saat aku berwudu tadi, langit sedikit menaburkan benih-benih lautan. Sedikit sekali. Mungkin bila aku berdiri di bawahnya, aku sama sekali tak akan kebasahan. Kedinginan, itu pasti. Angin malam di sini selalu membuat orang-orang menggigil. Tapi, sekarang gerimis itu sudah berhenti. Padahal, rintik gerimis itu begitu syahdu dalam kehampaan dan kesunyian. Paling tidak, aku merasakan sedikit riuh.

Selasa, 21 November 2017

Tiang Listrik: Isi Kepala Sarimin dan Desa Kelakar

Beberapa hari lalu orang-orang ramai membicarakan tiang listrik. Sarimin, seorang bocah 8 tahun, jadi ikut penasaran dengan tiang listrik. Walaupun sekarang tampaknya topik itu sudah basi, tapi tampaknya pula tidak dengan Sarimin. Kata orang-orang, tiang listrik sekarang sudah jadi pahlawan karena telah menghentikan maling. Tiang listrik sekarang layaknya Superman, atau Batman, atau Spiderman, atau pahlawan super lain di dalam kepala Sarimin, pahlawan yang selalu menolong orang-orang lemah dan mengalami kejahatan.

Kamis, 19 Oktober 2017

Untuk Apa Aku Nulis?

Kemarin aku ngobrol sama seorang teman bloger. Aku tertarik sama aktivitasnya. Aku pikir, boleh juga nih kalau ngopi sambil sharing. Dan begitulah, akhirnya kami ngobrol di sebuah warung kopi di dekat pom bensin. Ada banyak manfaatnya kalau ngopi di dekat pom bensin. Misalnya, waktu aku lagi ngopi terus tiba-tiba pujaan hatiku datang sama pacarnya, aku bisa bunuh diri dengan cara mimum pertamax turbo. Enak. Ke akhiratnya dengan kecepatan penuh.